Al Mushawwir merujuk pada Allah SWT sebagai Maha Pembentuk Rupa. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri bagaimana konsep ini merefleksikan kebesaran dan kehalusan Allah yang menciptakan keanekaragaman bentuk di alam semesta. Pembahasan ini penting bagi umat Muslim untuk memahami dan mendalami keagungan Allah, serta untuk menemukan hikmah dan inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Arti Al-Mushawwir dalam Asmaul Husna?

Asmaul Husna Al Mushawwir memiliki arti yang positif. Dalam bahasa Arab Klasik, kata kerja “shawwara” berarti menggambarkan atau merupakan. Sebagai asma Allah, Al-Mushawwir artinya adalah Allah Maha membentuk Rupa yang membentuk makhluk-Nya dalam berbagai bentuk

Cara Meneladani Sifat Allah Al-Mushawwir

Meneladani sifat Allah Al-Mushawwir berarti mengamalkan dan mengerti peran Allah dalam membentuk dan memperbanyak rupa manusia dan bangsa-bangsa lainnya. Berikut beberapa cara meneladani sifat Al-Mushawwir:

  • Memahami peran Allah dalam menciptakan manusia dan bangsa-bangsa lainnya adalah penting. Ini dijelaskan dengan jelas dalam Al-Quran dan juga dalam tradisi Islam.

  • Mengakui bahwa Allah memberikan bentuk, citra, cara, dan substansi kepada ciptaan-Nya, sehingga semuanya nampak harmonis dan sempurna.

  • Menghargai kebebasan dan kemampuan yang diberikan oleh Allah, seperti memiliki wajah yang unik dan bentuk tubuh yang sesuai.

  • Mengamalkan penggunaan kemampuan dan talenta yang diberikan oleh Allah, seperti dalam seni, bisnis, dan kehidupan sehari-hari.

  • Mengerti betapa Allah mengadakan dan membentuk manusia dengan ukuran tertentu yang tepat, dan memberikan rezeki yang baik-baik.

  • Mengajarkan dan menerapkan gaya hidup yang sesuai dengan karakteristik Al-Mushawwir, seperti menghormati kebebasan, melaksanakan kemampuan yang dimiliki, dan menjaga kesejahteraan masyarakat.

  • Mengucapkan dan mengajarkan pada masyarakat tentang peran Allah dalam penciptaan manusia dan bangsa-bangsa lainnya, serta menjaga kebebasan dan mengguna kepemampuan yang diberikan oleh Allah.

Dengan meneladani sifat Al-Mushawwir, kita dapat meningkatkan kepercayaan dan kepedulian pada Allah serta mengajarkan cara hidup sesuai dengan ajaran Islam.

Apa saja dalil Tentang Al Mushawwir?

Asmaul Husna Al-Mushawwir memiliki arti Allah Yang Maha Pembentuk Rupa. Beberapa dalil tentang Asmaul Husna Al-Mushawwir terdapat dalam Al-Quran, di antaranya:

Surah Al-Hasyr ayat 24 tentang Al Mushawwir artinya Yang Maha Pembentuk Rupa

Surah Al-Infitar ayat 8

فِي أَيِّ صُورَةٍ مَّا شَاءَ رَكَّبَكَ

Latin: Fī ayyi ṣūratin mā shā’a rakkabak

Artinya: “Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia telah merangkaikanmu.”

Surah ini mengajarkan tentang kekuasaan Allah dalam menciptakan manusia dan mengingatkan tentang Hari Kiamat serta hisab yang akan dihadapi setiap manusia. Ayat ini menekankan pada kekuasaan Allah dalam menciptakan manusia dalam berbagai bentuk dan keadaan sesuai kehendak-Nya.

Surah Ghafir ayat 64

اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبَاتِ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Latin: Allāhu allaḏī ja‘ala lakumu al-arḍa qarāran wa as-samā’a binā’an wa ṣawwarakum fa aḥsana ṣuwarakum wa razaqakum mina ṭ-ṭayyibāti, ḏālikumu Allāhu rabbukum fa tabāraka Allāhu rabbu al-‘ālamīn

Artinya: “Allah-lah yang menjadikan untukmu bumi sebagai tempat menetap, dan langit sebagai bangunan, dan Dia membentuk rupamu serta memperindah rupamu, dan memberimu rezeki dari segala yang baik. Itulah Allah, Tuhanmu; maka Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”

Ayat ini menunjukkan kekuasaan dan kasih sayang Allah kepada manusia. Allah menciptakan bumi sebagai tempat tinggal dan langit sebagai atapnya. Allah juga memberikan bentuk fisik dan rezeki kepada manusia. Ini mengingatkan kita akan kebesaran dan rahmat Allah kepada semua makhluk-Nya.

Surah Al-A’raf ayat 11

وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ

Latin: Wa laqad khalaqnākum thumma ṣawwarnākum thumma qulnā lil-malā’ikati usjudū li-Ādam, fa sajadū illā Iblīs, lam yakun mina as-sājidīn

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian, kemudian Kami bentuk rupa kalian, kemudian Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka mereka sujud kecuali Iblis, dia tidak termasuk mereka yang bersujud.”

Ayat ini tentang penciptaan manusia, khususnya Adam, dan perintah Allah kepada malaikat untuk sujud kepada Adam sebagai penghormatan. Iblis menolak untuk sujud, yang menjadi awal konfliknya dengan manusia dan Allah. Ayat ini mengingatkan pentingnya taat kepada Allah dan bahaya kesombongan.

Surah Ali Imran ayat 6

هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Latin: Huwa allaḏī yuṣawwirukum fī al-arḥāmi kayfa yashā’u, lā ilāha illā huwa al-ʿazīzu al-ḥakīm

Artinya: “Dia-lah yang membentuk kamu di dalam rahim sebagaimana Dia kehendaki. Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”

Ayat ini menekankan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah dalam menciptakan manusia, terutama dalam membentuk fisik manusia di dalam rahim ibu. Ayat ini mengingatkan manusia tentang keunikan dan keajaiban proses kehidupan serta kebesaran dan keesaan Allah.

Surah Al-A’raf ayat 180

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۘ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Latin: Wa lillāhi al-asmā’u al-ḥusnā fa-id’ūhu bihā, wa ḏarū alladhīna yulḥidūna fī asmā’ihī, sayujzawna mā kānū ya’malūn

Artinya: “Dan bagi Allah-lah Asma-ul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma-ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam nama-nama-Nya. Mereka akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka perbuat.”

Ayat ini mengajarkan pentingnya menghormati dan menggunakan nama-nama Allah dalam doa dan ibadah. Juga, peringatan bagi mereka yang menyalahgunakan atau salah memahami nama-nama Allah.

Surah Al-Infitar ayat 6-8

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ فِي أَيِّ صُورَةٍ مَّا شَاءَ رَكَّبَكَ

Latin: Yā ayyuhā al-insānu mā gharra ka birabbika al-karīm, alladhī khalaqaka fasawwāka faʿadalak, fī ayyi ṣūratin mā shā’a rakkabak.

Artinya: “Wahai manusia, apa yang telah menipumu tentang Tuhanmu Yang Maha Mulia, yang telah menciptakanmu, lalu menyempurnakan keadaanmu, dan yang telah menjadikanmu dalam bentuk yang seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia telah merangkaikanmu.”

Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luar biasanya manusia diciptakan oleh Allah dan mengingatkan manusia akan pentingnya mengenal dan menghargai kebesaran Tuhan.

Surah An-Nahl ayat 18 tentang Asmaul Husna Al Mushawwir

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

Latin: Wa in ta’uddū ni’mata Allāhi lā tuḥṣūhā, inna Allāha laghafūrun raḥīm

Artinya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Ayat ini menekankan betapa banyaknya nikmat dan kebaikan Allah kepada manusia. Ini mengajak kita untuk selalu bersyukur dan mengingat bahwa meskipun kita tidak dapat membalas semua nikmat-Nya, Allah tetap Maha Pengampun dan Penyayang.

Pengamalan Asmaul Husna Al-Mushawwir dalam diri seorang muslim adalah dengan berkaca pada diri sendiri, melakukan instropeksi, dan mensyukuri anugerah dari Allah SWT. Ini membantu menghindari sifat kufur, ingkar, dan maksiat.

Mustamin
Author

Jika kamu bertaqwa, Allah akan membimbingmu.

Write A Comment